Ku pandang raut wajahmu
penuh dengan kasih
pucat, lesu tak seperti dulu
rambutmu yang hitam
penuh dengan kasih
pucat, lesu tak seperti dulu
rambutmu yang hitam
seakan sedang dimakan usia
Tapi…
itu tak menyurutkan sifatmu yang rahim
tak menyurutkan cinta pada anakmu ini
anak yang sering mendurhakaimu
Kini…
seharian kau terbaring di kamar
menahan sakit yang telah lama kau deritai
Dengan tubuhmu yang lemah
kau datang menghampiriku
membelai rambutku penuh kasih
dan mengatakan…
Nak, maafkan ibu selama ini
maafkan ibu jika tidak dapat memenuhi permintaanmu
maafkan ibu jika sering memarahimu
maafkan ibu jika sering menyuruhmu
itu semua ibu lakukan…
kerana ibu sayang akan kamu
Anakku,
jadilah kamu permata hidup
jadilah kamu seorang pembela kebenaran
kelak jikalau kau besar nanti
Anakku,
ingatlah maut
yang akan menjemput
tanpa mengira waktu dan usia
Tak terasa….
air mata berlinang di pipiku
aku tak sanggup berkata apapun
hanya hati yang dapat berkata
aku akan menjadi seperti yang kau minta
menjadi manusia sejati dambaan umat
~Pawas~
No comments:
Post a Comment